Jumat, 06 Januari 2012


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar belakang
Ilmu pengetahuan social atau yang disingkat dengan IPS merupakan suatu mata pelajaran yang menggunakan pendekatan integrasi daru beberapa mata pelajaran (Geografi, Sosiologi, Antropologi, Sejarah, Politik dan tata Negara). Agar pelajaran itu lebih berarti bagi peserta didik serta untuk mencegah tumpang tindih disiplin ilmu satu dengan yang lainnya. Beberapa dari mata pelajaran yang diintegrasikan dalam ips diantaranya Sosiologi, dimana sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana prilaku manusia dalam kelompok – kelompok. Sejarah, dimana sejarah merupakan studi tentang kehidupan manusia dimasa lampau. Dan Geografi, geografi merupakan ilmu yang mempelajari permukaan bumi dan bagaimana manusia mempengaruhi serta dipengaruhi lingkungan fisiknya. Dari ketiga disiplin ilmu tersebut tentu saja memiliki hubungan didalam ilmu pengetahuan social.
B.     Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalahnya yaitu “bagaimana hubungan sosiologi, sejarah dan geografi ditinjau dari konsep dasar IPS”.



                                                                            BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian ilmu pengetahuan social
Pengertian IPS di Indonesia sebagaimana yang terjadi disejumlah Negara pada umumnya masih dipersepsikan secara beragam. Namun, definisi yang sudah lama dirumuskan sebagai hasil adopsi dan adaptasi dari gagasan global reformers adalah definisi Prof. Nu’man Somantri yang di kemukakan dalam Forum Komunikasi II Himpunan Sarjana pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia, disingkat HISPIPSI (sekarang berubah menjadi himpunan sarjana pendidikan ilmu – ilmu social Indonesia, disingkat HISPISI). Somantri mendefinisikan pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu – ilmu social dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan. (Somantri, 2001:92)
IPS disekolah dasar pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga Negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes and values) yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah social serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga Negara yang baik.
Dalam hal ini, Sumantri berpendapat bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial itu sendiri merupakan kumpulan ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan bagi penggunaan program pendidikan di sekolah atau kelompok belajar lainnya yang sederajat.
B.     Pengertian sosiologi
Istilah sosiologi pertama kali dikemukakan oleh ahli filsafat, moralis dan sekaligus sosiolog berkebangsaan prancis, Aguste Comte melalui sebuah karyanya yang berjudul Cours de Philosophie Positive. Menurutnya sosiologi berasal dari bahasa sansekerta Socius yang artinya teman atau sesame dan Logos yang artinya cerita. Sedangkan sosiologi menurut Pitirim Sorokin yaitu sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari:
Ø  Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala social (misalnya gejala ekonomi, gejala agama, gejala keluarga, dan gejala moral).
Ø  Hubungan dan pengaruh timbale balik antara gejala social dan gejala non social (gejala geografis, biologis).
Ø  Cirri – ciri umum semua jenis gejala – gejala social lain.
Perhatian utamanya adalah dalam hubungan social manusia perilaku manusia seperti diwujudkan sendiri dalam perkembangan dan fungsi dari kelompok dan institusi. Kelompok – kelompok dapat mencakup kelompok yang terjadi secara alamiah seperti keluarga, para pekerja dalam organisasi, atau gerakan kerusuhan atau kelompok – kelompok yang dibentuk untuk tujuan mengadakan penelitian ilmiah. Institusi – institusi kepentingan umumnya mencakup sekolah – sekolah, media masa, kelas – kelas social, organisasi perusahaan, dan penjara – penjara.
C.     Pengertian sejarah
Menurut Jan Romein, kata “sejarah” memiliki arti yang sama dengan kata “history” (Inggris), “geschichte” (Jerman) dan “geschiedenis” (Belanda), semuanya mengandung arti yang sama, yaitu cerita tentang kejadian atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Sementara menurut sejarawan William H. Frederick, kata sejarah diserap dari bahasa Arab, “syajaratun” yang berarti “pohon” atau “keturunan” atau “asal-usul” yang kemudian berkembang dalam bahasa Melayu “syajarah”. Dalam bahasa Indonesia menjadi “sejarah”. Menurutnya kata syajarah atau sejarah dimaksudkan sebagai gambaran silsilah atau keturunan.
Ada banyak rumusan pendapat yang diberikan para sejarawan terkait dengan pengertian sejarah. Dari berbagai pendapat yang ada dalam arti yang luas sejarah dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal-usul (keturunan) silsilah, terutama bagi raja-raja yang memerintah. Dahulu, pembelajaran mengenai sejarah dikategorikan sebagai bagian dari ilmu budaya (humaniora). Akan tetapi, kini sejarah lebih sering dikategorikan ke dalam ilmu sosial, terutama bila menyangkut perunutan sejarah secara kronologis. Ilmu sejarah mempelajari berbagai kejadian yang berhubungan dengan kemanusiaan di masa lalu.
D.    Pengertian geografi
Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu gêo ("Bumi") dan graphein ("menulis", atau "menjelaskan"). Geografi lebih dari sekedar kartografi, studi tentang peta. Geografi tidak hanya menjawab apa dan dimana di atas muka bumi, tapi juga mengapa di situ dan tidak di tempat lainnya, kadang diartikan dengan "lokasi pada ruang." Geografi mempelajari hal ini, baik yang disebabkan oleh alam atau manusia. Juga mempelajari akibat yang disebabkan dari perbedaan yang terjadi itu. Geografi dibagi kedalam dua spesialisasi pokok: geografi fisik dan geografi budaya (manusia). Para ahli geografi fisik mengkaji aspek – aspek fisik bumi yang meliputi iklim, tanah, sumber – sumber air, pennyebaran tanaman dan binatang, dan bentuk – bentuk tanah. Para ahli geografi budaya tertarik dengan penyebaran penduduk pada suatu wilayah tertentu.
E.     Hubungan sosiologi, sejarah, dan geografi ditinjau dari konsep dasar IPS terpadu
Hubungan IPS dengan sosiologi yaitu IPS mengambil materi dari geografi yang terkait dengan ruang bumi, garis lintang, bujur, arah, jarak, lokasi ruang, kondisi alam, tata lingkungan, sumber daya alam, serta interaksi antar bangsa da manusia dengan lingkungan. Hubungan IPS dengan sejarah yaitu IPS mengambil materi sejarah yang terkait dengan cara hidup manusia dilihat dari kurun waktu masa lalu. Sedangkan hubungan IPS dengan sosologi yaitu IPS mengambil materi sosiologi yang mempelajari masyarakat secara keseluruhan dan hubungan antara individu dan masyarakat tersebut.












BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Dari pembahasan pada Bab II, pada hakikatnya hubungan sosiologi, sejarah, dan geografi bila ditinjau dari konsep dasar IPS yakni terdapat dua sumber keilmuan IPS, yaitu ilmu-ilmu sosial dan humaniora yang diorganisasi untuk kepentingan pendidikan. Penelitian dan kajian selama ini menemukan bahwa materi IPS lebih banyak memuat informasi tentang konsep-konsep ilmu-ilmu sosial bahannya disusun lebih banyak dipengaruhi oleh pendekatan keilmuan. IPS merupakan berbagai macam pengorganisasian ilmu-ilmu sosial dan kegiatan-kegiatan dasar manusia segala permasalahannya, yang diorganisasi dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Kedudukan ilmu sosial dalam kaitannya dengan pendidikan IPS, menempatkan ilmu-ilmu sosial sebagai sumber ilmu keilmuan dan materi bahan sajian pendidikan IPS. Jadi, hubungan keduanya bersifat materiil. Gross (1987) menyebutnya imu-ilmu sosial sebagai foundation of social studies. Implikasinya jika lemah penguasaan dari konsep-konsep disiplin ilmu-ilmu sosial maka akan lemah pula potensi/kemampuan pengembangan pendidikan IPS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar